Rabu, 10 Oktober 2012

Suatu yang Semestinya Disitu

Boleh tidak, aku bertanya pada waktu?
Pernahkah dia lelah mengikuti isi kepalaku
Atau sejenak berhenti saat ku berlalu

Boleh tidak aku bertanya pada kepalaku?
Apakah sering ada yang terlewat dalam pikirku
Atau sedikit hilang dari kesadaranku

Boleh tidak aku bertanya pada hatiku?
Apakah dia berhubungan baik dengan kepalaku
Ataukah ada suatu hal yang aku tidak tahu

Boleh tidak aku berdiri diantara hati, kepala dan waktu?
Dan Kamu.
Untuk merangkul suatu yang semestinya disitu.

Minggu, 22 Juli 2012

Tetap disini

Kuberikan udara pagiku untukmu
Ditambah 5 menit waktu diamku sesaat setelah bangun
Kalau perlu kau ambil juga teh manisku
Dan air hangat untuk mandiku

Masih kurang juga?
Kuberikan jam makan siangku
Ditambah kudapan favoritku sampai gigitan terakhir
Kalau perlu habiskan sisa kupon makan siangku

Masih meminta lebih?
Kuberikan waktu santaiku di akhir pekan
Ditambah waktuku kencan dan jalan-jalan
Kalau perlu kau bawa mobilku dengan bensin penuh

Karena aku tak sanggup berdiri tanpamu
Karena aku tak mampu berjalan tanpamu
Tetap disini dan aku tak merasa kehilangan apapun

Sabtu, 21 Juli 2012

Ijinkan ku Meminta

Ijinkanku meminta
Sedikit ruang di hatimu tanpa goresan luka
dan masih merah alami tanpa pewarna
Untuk ku tata sedemikian rupa
Agar nyaman ditinggali atau sedikitnya dilihat
Oleh siapapun yang datang
Dengan hati penuh harapan nyata


Jumat, 20 Juli 2012

Hidup itu Sederhana

Hidup itu sederhana
Kalau tak pacaran kita sendiri
Kalau tak rindu kita lupa
Kalau tak cinta kita benci

Hidup itu sederhana
Kalau tak lurus kita belok
Kalau tak berhasil kita gagal
Kalau tak tertawa kita menangis

Hidup itu sederhana
Ada digital ada analog
Ada hitam ada putih
Ada kanan ada kiri

Yang buat susah, adalah jalan pikirmu
Membuat ada suatu yang diantara


Kamis, 19 Juli 2012

Menghilang diantara Waktu

Dirimu menghilang tanpa ragu
Seiring rasa yang tertutup abu
Antara hari dan minggu
Antara jarak dan waktu

Tak ada yang kehilangan
Tak ada yang mencari
Jejakmu perlahan terhapus
Seakan tak pernah memberi arti

Dirimu menghilang diantara waktu
Yang tak beri celah tuk mengadu

Rabu, 18 Juli 2012

10 Jari Bertujuan

Ada 10 jari di tanganku
Dan semua punya tujuan,

Telunjuk kiriku ditujukan buat kamu,
Si orang pesimis

Jari tengah kiriku ditujukan buat kamu,
Si penikam dari belakang

Kelingking kiriku ditujukan buat kamu,
Si bermuka dua

Jempol kiriku ditujukan buat kamu,
Si pengambil rejeki orang

Jari manis kiriku ditujukan buat kamu,
Si masa lalu yang kesiangan

Tapi Tuhan itu adil,
DiciptakanNya tangan kanan agar seimbang,
Maka...

Telunjuk kananku ditujukan buat kamu,
Si yang bisa diandalkan

Jari tengah kananku ditujukan buat kamu,
Si pencetus ide-ide brilian

Kelingking kananku ditujukan buat kamu,
Si sahabat setia

Jempol kananku ditujukan buat kamu,
Si pemimpin yang bijaksana

Jari manis kananku ditujukan buat kamu,
Si penentu arahku, kini dan seterusnya

Selasa, 17 Juli 2012

Kamu itu apa?

Kamu itu apa?
Mengambil setengah hariku tanpa belas kasihan
Dan separuh nasiku dari porsi biasa

Kamu itu apa?
Membawa seperempat berat badanku
Walau, yang ini tak apa aku rela

Kamu itu apa?
Mengacak-acak tumpukan kertas di mejaku
Dan membuat semua pekerjaan sia sia

Kamu itu apa?
Membuatku setengah gila atau setengah sadar
Membawa pikiranku setengah ada, setengah kemana

Jadi, kamu itu apa sih?




Senin, 16 Juli 2012

Imajinasi Semu

Kamu tak nyata
Kamu seperti gas yang tak bisa kugenggam
Atau seperti air yang perlahan keluar dari sela jemari
Wujudmu tak jelas, tak berwarna namun berbau

Kadang kamu hadir selintas di pikiran
Mengacak-acak tatanan yang sudah rapih
Atau justru merapihkan sudut yang berantakan
Kamu masuk dan keluar tanpa tanda pengenal

Ingin aku hadang kamu sesaat
Agar tentukan identitas kamu yang sebenarnya
Paspor hijau atau biru, atau imigran gelap
Setidaknya, kamu bukan sekedar imajinasiku yang semu

Minggu, 15 Juli 2012

Kau Lebih dari Sekedar Itu

Dimatamu,
Detik adalah celah tuk melaju

Dimatamu,
Tangis adalah awal tuk tersenyum

Dimatamu,
Peluh adalah nyawa tuk bertarung

Dimatamu,
Terkadang langit terasa terlalu tinggi untuk kau rengkuh

Dimatamu,
Kau hanya bagian kecil dari hidupku

Dimataku,
Kau lebih dari sekedar itu
Kau adalah arah kemana ku akan menuju

Sabtu, 14 Juli 2012

Tak Perlu Bernada

Hanya melihat gerikmu
Merapikan rambut atau kerah kemeja
Sesekali mengambil handphone
Atau melihat keluar jendela

Hanya mendengar senandungmu
Diiringi sayup musik di belakang
Sesekali komentar apa yang terjadi di luar
Atau iklan radio yang keterusan

Tak perlu banyak kata kita bicara
Tak perlu bernada juga kita bersuara
Cukup waktu untuk saling tahu
Cukup rasa untuk tak saling meragu

Jumat, 13 Juli 2012

Hanya Sebatas Rindu

Ingin bertanya
Akan apa warnamu kini
Masih biru apa sudah berganti

Ingin mendengar
Apa tangga nadamu kini
Masih dominant apa sedikit diminish

Ingin melihat
Apa gaya andalanmu kini
Masih messy tapi sexy atau sudah sedikit rapih

Tak apa, tak penting kau hiraukan
Tak perlu angkat bicara atas keadaan
Aku hanya sebatas rindu
Yang tak perlu kau rengkuh



Kamis, 05 Juli 2012

Ada Saatnya

Ada saat kuwarnai kuku menjadi pink
Sedikit menambah nuansa tuts keyboard saat itu
Tercipta tulisan yang tidak buruk
Dan beberapa alunan nada yang lumayan enak didengar

Ada saat kuhapus warna pink itu menjadi tidak ada sama sekali
Saat itulah mungkin nada-nada lupa kuciptakan
Tersibukkan oleh penciptaan yang lain
Tak apa sesekali, memang tak hanya disitu jemariku pergi

Kadang aku pink kadang aku plain
Begitupun dirimu,
kadang mencerahkan
kadang mengaburkan pandang


Suppose to be posted on July 3rd, 2012

Senin, 02 Juli 2012

Hanya Aku yang Setia

Ada saatnya ketika semua pergi
Meninggalkanmu dalam kesendirian duniawi
Bersama sepotong kue pelangi dan secangkir kopi

Berhenti, tak ada yang perlu ditangisi
Air mata takkan merubah apa yang terjadi
Kini hanya pikirmu yang bisa pegang kendali

Buka kembali peta butamu
Genggam erat kompas tuamu
Langkahkan boots kulitmu dengan pasti keluar pintu
Kini kau menuju ke arah yang baru

Ke arahku
 
Karena hanya aku yang setia

Anakku Kinnara

Perlahan kulihat dia beranjak pergi
Hati-hati mengejar bayangannya sendiri
Tergelak walau entah mengapa harus
Berteriak meski tak jelas apa yang dimaksud

365 hari sudah usianya kini
Selama itu juga dia selalu memberi arti
Dari bangun hingga tidur kembali
Tangis tawanya tak pernah jenuh tuk dipandangi

Aku tak ingin hidup tanpa dia
Hanya dia yang membuatku ada, bukan sebaliknya

Kuanggap dia telah mengerti
Setiap ujar yang kubisikkan setiap detik berganti

"Berjalanlah sejauh mungkin anakku
  Kejarlah apapun yang kau mau
  Jangan hiraukan apapun yang buatmu ragu
  Kau lebih kuat dari apapun yang kau tahu"

Karena kaulah yang terindah,
Anakku Kinnara.


Sunday, July 1st 2012

Rasa yang Bisu

Rasa itu awal, rasa itu akhir
Tak beranjak, tak bergeming

Rasa itu rindu, rasa itu benci
Tak berkata jujur, tak juga melacur

Aku paham kau lewat telinga
Aku merasakanmu lewat dinding bergema

Aku denganmu hanyalah rasa yang bisu
Sebisu guratan pena diatas kaca bening tak bertuan



 Saturday, June 30th 2012

Jumat, 29 Juni 2012

Apa Kabar Kau Disana?

Apa kabar kau disana?
Kurindu hadirmu dalam kata atau suara
Tapi apalah aku patut memulai sapa

Apa kabar kau disana?
Beribu tanya selalu berulang dalam pikirku
Tapi apalah aku perlu begitu

Apa kabar kau disana?
Kudengar namamu bergaung sampai depan pintuku
Tahukah kau, kubangga pernah menjadi bagian tepi dalam hidupmu

Tidur yang nyenyak ya, inspirasiku.


Kamis, 28 Juni 2012

Apakah itu Penting?

Konon kau kalahkan musuhmu
Dengan tajamnya kata dan rangkai cerita
Ditambah belas kasihan yang tak seharusnya ada
Saat kau berjalan dengan bisikan kemenangan

Apakah itu penting?

Konon kau taklukan dunia
Dengan membawa ribuan cinta
yang tertunduk kaku dibawah kakimu
Saat kau berdiri berharap puja

Apakah itu penting?

Konon katanya kau bahagia
Dengan emas yang kau taruh dibawah bantal
Ditambah permata yang kau sembunyikan di jelaga
yang tak akan habis saat kau lupa dunia

Apakah itu penting?

Konon katanya kau merasa nyaman
Dengan kesedirian tanpa titisan
Melenggang tanpa kuatir adanya tangisan kecil 
Saat kau berlaga dengan topeng kebesaranmu

Apakah itu penting?

Konon katanya kau adalah segalanya
Penguasa masa penakluk semua mata
Duduk diantara pengikut yang setia
Saat kau memiliki kuasa penuh atas arah mereka

Apakah itu penting?
Apakah itu yang kau cari?
Apakah itu mimpi terbesarmu?

Lalu bagaimana dengan waktu?
Lalu bagaimana dengan roda kehidupan?
Lalu bagaimana dengan kehidupan setelah ini?
Apakah itu penting, buatmu?


Patahan Arang

Aku terbangun diantara patahan arang
Menghitam dan mengotori pakaian
Rasa ku tak ada
Aku kosong seperti gelas-gelas kristal di dalam lemari

Kata ini semakin tak berarah
Tak ada lengan yang bisa kutarik pergi
Disini kuberdiri dengan kakiku
Aku yang menentukan akhirku

Hey angin!
Kemana kau bawa nafsuku?
Diasaat kubutuhkan dia dalam waktu penuh?


Suppose to be posted on June 27th (blame internet connection in Surabaya!)

Selasa, 26 Juni 2012

Aku Memujamu

Aku memujamu,
Layaknya wanita yang menyatukan cermin-cermin retak,
berharap kembali utuh


Aku memujamu,
Layaknya rumput kering yang terbakar matahari,
menanti regenerasi


Aku memujamu,
Layaknya buku notes yang sudah penuh akan tulisan,
menunggu untuk digantikan


Aku memujamu,
Layaknya modem internet yang kehilangan signal,
mencari titik tepat


Aku memujamu,
Layaknya lipstik cair yang tidak terpoles rata,
berharap untuk dirapihkan


Aku memujamu,
Aku memujamu,
Aku memujamu,
Layaknya anak kecil yang ingin suaranya didengar,
dan berharap memberikan makna

Senin, 25 Juni 2012

Karena Aku adalah Kamu

Kita bersanding diatas peluh
Keluh, kesah dan gerutu
Air mata adalah langit kita
Duri ilalang adalah kasur kita

Esok pagi adalah harapan
Jalan keluar adalah teka teki
Mata air adalah berkah
Seyummu adalah anugerah

Apapun yang terjadi
Aku tak akan pergi
Walau tertatih langkah ini
Tetap bisa berjalan pasti
Karena aku adalah kamu
Kamu adalah tulang belakangku
Katamu arah bagiku
Pelukmu nafas bagiku

Kekasihku


Minggu, 24 Juni 2012

Tak Perlu Seperti Itu

Jemarimu terjuntai
Katamu membisu
Matamu tertunduk
Lesu

Tak Perlu Seperti Itu

Nafasmu memberat
Sesuatu menyumbat tenggorokan
Sejenak atau seterusnya
Menyerah

Tak Perlu Seperti Itu

Ini hidup bukan naskah
Tak tahu kapan berganti peran
Tak tahu kapan akan berakhir
Maka angkat dagumu, kau...

Tak perlu seperti itu

Mentari terbit, lalu tenggelam
Salju turun kelak mencair
Hujan deras kelak kan reda
Senyumlah

Tak perlu seperti itu

Kau anak manusia
Terlahir untuk bertahan
Terlahir untuk memberi makna
Bagaimanapun, kau...

Tak perlu seperti itu




Sabtu, 23 Juni 2012

Ku Ada untuk Kau Saja

Berhenti bertanya
Suatu yang tak terucapkan
Karena selalu tersirat

Ku ada untuk kau saja

Berhenti berkata
Kuharap hanya tatapan
Tak perlu ada tangis tercurah

Ku ada untuk kau saja

Saat kau terlelap
Saat kau terjaga
Saat kau tak ada

Ku ada untuk kau saja

Saat kau tak butuh aku
Saat kau ragukan aku
Saat kau tak lagi memendam rindu

Ku ada untuk kau saja

Setia Entah Sampai Kapan

Langkah cepat
Berlari bagai mengejar kekasih
Menuju sesuatu yang angkuh

Ada suara kecil berbisik
Kamu terlambat
Putar arah segera

Namun pikiran enggan beranjak
"Aku disini saja"
"Kamu saja kesana"

Seraya terus menatap sesuatu
Berharap ada yang datang
Dan membawanya pergi

Raga mulai empati
"Kasihan kau sendiri"
"Bisa apa kau tanpaku?"

Berakhir mereka disini
Menanti si sesuatu yang angkuh
Setia entah sampai kapan





(Supposed to be posted on June 22. Blame internet connection)

Kamis, 21 Juni 2012

Ketika Koma menjadi Titik

Serat itu terhanyut
Sederhana dan mungkin terlupakan
Mencoba untuk tidak terjebak
Akan suatu ketidakpastian

Hidup ini adalah pilihan, katanya
Banyaknya tikungan dan jalan keluar
Tak mampu tentukan kokohnya hati
Yang tersisa hanya jati diri

---------

Serat itu tiba di tempat baru
Disambut tetesan embun dan kicauan burung
Entah apa artinya dia kini
Yang pasti, dia bahagia disini

Ketika koma menjadi titik
Mungkin dibutuhkan lembaran baru, katanya
Yang bergaris atau kosong sama sekali
Yang penting warna tinta yang terpatri

---------




Rabu, 20 Juni 2012

Lebih Baik Begini

Sekedar bertutur
Sekedar tersalur
Hati tertutup
Mata terbuka

Lebih baik begini

Detik berlanjut
Bulan bersambut
Mulut terbungkam
Tangan berpegangan

Lebih baik begini

Hentikan langkahmu di depan pintu
Atau cukup diujung jalan
Tak lebih kita butuhkan
Tak kurang kita miliki

Lebih baik begini

Inspirasiku
Imajinasiku
Tak ada indah pada waktunya
Tak perlu nyata pada saatnya

Lebih baik begini